Bangkalan berasal dari kata “bangkah” dan ”la’an” yang artinya “mati sudah”. Istilah ini diambil dari cerita legenda tewasnya pemberontak sakti Ki Lesap yang tewas di Madura Barat.
Lambang daerah kabupaten bangkalan ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1971. Lambang Daerah melukiskan suatu keadaan Daerah Kabupaten Bangkalan sebagai salah satu daerah di Pulau Madura yang mempunyai ciri-ciri khas tersendiri adalah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adapun arti dari bagian-bagian lambang terdiri dari :
PERISAI
Bentuk bunga teratai bersudut lima sebagai lambang kesetiaan penuh kepada Pancasila dan sifat kesatriaan, keagungan. Persaudaraan dan religious dari masyarakat Kabupaten Bangkalan.
BINTANG KUNING EMAS
Sebagai lambang segala langkah perjuangan masyarakat selalu dipedomani kepercayaan yang mendalam kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
SENJATA PENGGALAN DAN SENJATA CAKRA
Sebagai lambang jiwa kepahlawanan dalam menentang penjajah dahulu selalu diwarisi oleh generasi-generasi selanjutnya dalam mempertahankan tegaknya Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45
LAUTAN
Sebagai tanda bahwa kabupaten Bangkalan sebagai bagian dari Pulau Madura yang dibatasi oleh lautan dan dari tiga arah, sebagai lambang dari kearifan dan kebijaksanaan yang dalam, serta kelapangan dada dalam menyelesaikan tugas dan kewajiban
PANAH, ANAK PANAH DAN BUSURNYA
Sebagai lambang kemauan yang keras dalam perjuangan menuju masyarakat adil dan makmur sesuai dengan tujuan Proklamasi 17 Agustus 1945
API KONANG
Sebagai lambang semangat yang tidak kunjung padam dari rakyat Kabupaten Bangkalan, dikenal sebagai daerah yang aktif membentuk suksesnya pembinaan persaudaraan dengan bangsa-bangsa lain di dunia dengan melalui forum olah raga (GANEFO)
UNTAIAN BUNGA KAPAS
Untaian bunga kapas sebanyak 17 (Tujuh Belas) butir melambangkan kemakmuran di bidang sandang dan untaian padi, sebanyak 45 (Empat Puluh Lima) butir melambangkan kemakmuran dibidang pangan.
SESANTI CIPTA INDRA CAKTI DHARMA
Yang berarti bahwa segala karya dari manusia hanya dapat terwujud dengan baik apabila mendapat ridho dari Tuhan yang Maha Esa.
Kebudayaan Bangkalan , Madura
Madura
memiliki kekayaan kesenian tradisional yang amat banyak, beragam dan
amat bernilai. Dalam menghadapi dunia global yang membawa pengaruh
materalisme dan pragmatisme, kehadiran kesenian tradisional dalam hidup
bermasyarakat di Madura sangat diperlukan, agar kita tidak terjebak pada
moralitas asing yang bertentangan dengan moralitas lokal atau jati diri
bangsa.
Gedung serba guna ‘Syarifah Ambami Rato Ebuh’ Bangkalan
Bangkalan -
Saat ini masyarakat Bangkalan telah memiliki gedung baru serba guna
‘Syarifah Ambami Rato Ebuh’ yang representatif. Gedung megah yang
berdiri sebelah utara alun-alun Bangkalan ini dibangun di atas tanah eks
Pasar Baru Bangkalan (kini dpindahkan ke kawasan Ring Road Timur).
Dengan menelan anggaran pembangunan sebesar 16 milyar, seluruhnya
berasal dari APBD tahun anggaran 2011, gedung yang dibangun dengan
memadukan gaya arsitektur modern dan gaya bangunan khas Bangkalan ini
diresmikan penggunaanya oleh Bupati Bangkalan, R.KH. Fuad Amin Spd.
(jum’at,13/4). Pemberian nama ‘Syarifah Ambami Rato Ebuh’ (istri
Pangeran Cakraningrat I, salah seorang dari raja-raja yang memerintah
Madura pada masa kerajaan Mataram) sebagai nama gedung baru ini
merupakan atas inisiatif bupati sendiri, tidak lain bertujuan mengajak
generasi sekarang untuk senantiasa selalu ingat betapa demikian besar
dan pentingnya peran tokoh ini dalam mendampingi suaminya, Cakraningrat I
sebagai raja yang memimpin pemerintaan dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat madura, khususnya masyarakat Bangkalan pada
saat itu.
Sebagai gedung yang memiliki multi fungsi
yang berada di kawasan strategis jantung kota, direncanakan pula akan
segera dilengkapi dengan berbagai fasilitas umum lainnya seperti tempat
penginapan, outlet penjualan souvenir dan oleh-oleh khas Bangkalan
maupun fasilitas penunjang lainnya. Penyediaan tempat penginapan baru di
Bangkalan, tampaknya memang sudah waktunya dilakukan, hal ini terkait
karena masih minimnya jumlah tempat usaha penginapan, baik sekelas
melati maupun hotel maupun masih masih terbatasnya sentra-sentra
penjualan oleh-oleh di Bangkalan, sedangkan jumlah tamu dari luar
daerah yang berkunjung ke kota salak belakangan ini terlihat semakin
meningkat, terutama sejak pasca beroperasinya Jembatan Suramadu maupun
terkait dengan segera akan dibukanya Bangkalan Plasa (Fadmoh). Sebagai
salah satu asset dan dikelola langsung oleh Pemkab Bangkalan, gedung
serba guna yang memiliki daya tampung seribu tamu dan dilengkapi dengan
areal parkir yang luas serta taman-plasa ini, dipandang memiliki
prospek nilai komersial yang cerah serta memiliki daya saing yang
tinggi. Diharapkan, kedepan nantinya berdampak posisitf bagi
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Seni Budaya Bangkalan
Tari ‘cakang’
Bangkalan -
Membangkitkan kembali apresiasi masyarakat terhadap budaya daerah,
seperti pada kesenian tari tradisional, memang tidaklah mudah,
terutama dilakukan di tengah demikian derasnya arus modernisasi yang
kini telah melanda semua bidang kehidupan. Sebenarnya, beberapa tahun
yang lalu telah ada upaya yang dilakukan oleh sekelompok pemerhati
budaya, diantaranya oleh kelompok yang menamakan diri “komunitas tera’
bulan’, melakukan kegiatan apresiasi seni pada setiap malam bulan
purnama. Namun kegiatan ini tidak bisa bertahan lama dan tidak muncul
lagi, penyebabnya mungkin sudah jenuh atau kurang lagi mendapatkan
perhatian dari masyarakat. Tampaknya belakangan ini telah ada upaya
untuk tetap melestarikan kesenian daerah, khususnya budaya Bangkalan
sebagaimana yang dilakukan oleh komunitas Sanggar Tari Tarara. Dari
usianya, memang masih relatif muda, namun komunitas seni yang dipimpin
oleh Sudarsono ini telah menghasilkan karya-karya tari yang mengagumkan.
Dengan mengkolaborasikan antara alat kesenian tradisonal seperti
gamelan, gambang, jidor dengan alat musik modern seperti gitar akustik,
Darso (panggilan akrab), telah mampu menghasilkan beberapa kreasi baru
seni tari yang kontemporer akan tetapi sarat dengan nuansa budaya
madura. Beberapa terobosan telah dilakukan oleh Darso untuk
memperkenalkan karyanya kepada publik, tidak hanya melalui berbagai
moment maupun event yang ada di Bangkalan. akan tetapi juga melakukan
tour ke beberapa kota seperti ke Sampang, Surabaya bahkan ke Jakarta
(Taman Mini, Jaya Ancol).
Diantara hasil karya tarinya yang spektakuler adalah tari ‘rampak jidor’.
Tari yang seluruh penarinya para dara ini merupakan tari yang
menggambarkan karakter orang madura yang sangat relegius. Seluruh gerak
dan alunan irama nyanyian yang mengiringi tari ini mengungkapkan sikap
dan ekspresi sebuah puji-pujian, do’a dan dzikir kepada Allah SWT.
Dzat Yang Maha Kuasa dan Maha Pemberi. Selain tari jidor adalah tari ‘bedoyo djukenes’,
sebuah tari yang menurut riwayat merupakan tari yang biasa digelar
untuk menyambut kedatangan prabu Cakraningrat IV yang dikenal pula
dengan Pangeran Sidingkap, salah satu dari raja-raja yang memerintah
madura di masa lampau. Tari bedoyo djukenes ini merupakan tari yang
mengandung maksud sebagai ekspresi ucapan selamat datang kepada prabu
seraya memohon kepada Yang Maha Kuasa untuk memberikan perlindungan dan
keselamatan kepada beliau dalam memimpin rakyat madura menuju rakyat
yang sejahtera, adil dan makmur.
http://fitria666.blogspot.co.id/2012/09/kebudayaan-kota-bangkalan.html?m=1
http://www.sapisonok.com/tag/sejarah-bangkalan/
7 Kuliner Bangkalan Madura yang Enak
Bangkalan jika kita telusuri lebih jauh, maka kita akan menemukan beragam kuliner yang enak yang hanya bisa di temukan di sini. Dan berikut ini adalah 7 Kuliner Bangkalan Madura yang Enak :1. Topak ladhe bangkalan
makanan ini di sajikan dengan kuah santan yang kental dan juga dengan rasa yang enak dan gurih. Biasanya topak ladhe ini di sajikan dengan di temani lontong atau pun ketupat yang sudah di potong. 1 porsinya hanya Rp. 7.500 rupiah. Lokasi yang enak adalah penjual yang ada di pasr senen bangkalan.
2. Tajin sobin bangkalan
Makanan yang satu ini merupakan kuliner yang sajiannya hampir mirip dengan bubur. Namun, yang menjadikan kuliner ini berbeda adalah bubur ini di sajikan dengan berbagai rasa yang enak dan dominan manis. Lokasi yang pas untuk mencicipi kuliner ini adala di Jl. RE. Martadinata 24 bangkalan. 1 porsinya hanya Rp. 5.000 rupiah.
3. Nasi serpang bangkalan
nasi serpang ini merupakan makanan yang lezat yang di masak dengan perpaduan rempah sehingga rasanya unik. Nasi serpang ini biasanya di sajikan dengan berbagai lauk, seperti ikan laut hingga daging. Yang menjadikan menu ini khas adalah menu ini di sajukan dengan di tambah dengan kerupuk rambak bumbu rujak. Lokasinya yang jual menu ini adalah di Jl. panglima sudirman, bangkalan. 1 porsinya hanya Rp. 10.000 saja.
4. sate madura
Untuk kuliner yang satu hampir di seluruh penjuru indonesia sudah mengenalnya, namun jika anda ingin mencoba di tempat asalnya sebaiknya mampir saja di alun-alun bangkalan, 1 porsinya hanya Rp. 15.000.
5. kaldu kokot
biasnya sop yang kita makan adalah berkuah segar dan berisi sayuran dan daging. Namun, di bangkalan ada sop yang terbuat dari kacang hijau yang di masak dengan bumbu rempah dan di sajikan dengan potongan kikil. Dan yang membuat unik, menu ini dalam penyajianya di tambah dengan bumbu petis dan kacang ulek. 1 porsinya hanya Rp. 8.000. lokasinya ada di Jl. arif rahman No. 13 bangkalan timur.
6. Bebek sinjai
Kuliner yang satu ini sudah menjadi incaran pecinta kuliner khususnya pecinta kuliner bebek, bahkan banyak pelanggan dari surabaya yang rela menyeberang ke madura hanya untuk mencicipi kuliner yang satu. Bebek Sinjai di nikmati dengan nasi hangat dan sambel pencitnya pasti akan menggugah selera anda. Lokasinya ada di Jl. Raya Ketengen No. 45, bangkalan. Biasanya di sajikan dengan sambal mangga yang pedas. 1 porsinya hanya Rp. 28.000
7. Soto mata sapi
Nah, jika kamu suka dengan kuliner yang ekstrim, maka kamu harus mencoba soto mata sapi yang ada di bangkalan ini. soto ini menggunakan mata sapi utuh yang masih terbalut tulang. Soto mata sapi ini di buat dengan bumbu rahasia dan di sajikan dengan kuah soto dan juga di beri irisan daging sapi. Meskipun kelihatannya aneh dan mengerikan, namun rasanya enak. Soto ini sangat lezat ketika di makan ketika masih hangat dengan sambal yang pedas. Lokasi yang jual soto mata sapi yang ekstrim ini ada di jalan raya burneh bankalan. 1 porsinya di banderol dengan harga Rp. 10.000 rupiah saja.
Nah itulah rekomendasi 7 Kuliner Bangkalan Madura yang Enak di bangkalan yang bisa menjadi rekomendasi makanan kamu ketika berkunjung ke bangkalan.
http://maemyuk.com/7-kuliner-bangkalan-madura-yang-enak/
Ciri Kas Orang Madura
ciri khas cukup mencolok dapat terlihat dalam kehidupan keseharian, sifat orang Madura yang lebih egaliter dan terbuka, berbeda dengan sifat orang Jawa yang mempunyai sifat “ewuh pakewuh“. Dalam hal mencari rezeki pun, orang-orang Madura sejak masa lalu sudah berani merantau ke luar pulau. Hal ini terbukti dengan banyaknya orangMadura yang tersebar hampir di seluruh penjuru Negeri bahkan sampai-sampai di luar negeri pun ada.
Masyarakat Madura dikenal juga memiliki budaya yang khas, unik, stereotipikal, dan stigmatik. Istilah khas disini menunjukkan bahwa entitas etnik Madura memiliki kekhususan-kultural yang tidak serupa dengan etnografi komunitas etnik lain. Kekhususan-kultural ini antara lain tampak pada ketaatan, ketundukan, dan kepasrahan mereka kepada empat figur utama dalam kehidupan yaitu Buppa, Babu, Guruh, ban Ratoh (Ayah, Ibu, Guru
dan Pemimpin Pemerintahan). Selain itu pula Madura masih memiliki beberapa nilai budaya yang perlu untuk dilestarikan dan dikembangkan. Diantaranya adalah ungkapan-ungkapan seperti: “Manossa coma dharma“, ungkapan ini menunjukkan keyakinan akan kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa. “Abhantal ombha’ asapo’ angen,
abhantal syahadad asapo’ iman “, menunjukkan akan berjalin kelindannya budaya Madura dengan nilai-nilai Islam. ” Bango’ jhuba’a e ada’ etembang jhuba’ a e budi “, lebih baik jelek di depan daripada jelek di belakang. “ Asel ta’ adhina asal“, mengingatkan kita untuk tidak lupa diri ketika menjadi orang yang sukses dan selalu ingat akan asal mula keberadaan diri. “Lakonna lakone, kennengngana kennengnge” sama halnya dengan ungkapan “The right man in the right place “. “ Pae’ jha’ dhuli palowa, manes jha’ dhuli kalodu “, nasehat agar kita tidak terburu-buru
mengambil keputusan hanya berdasarkan fenomena. Kita harus mendalami akar permasalahan, baru diadakan analisis untuk kemudian menetapkan kebijakan. “Karkar colpe’ “, bisa dikembangkan untuk menumbuhkan sikap bekerja keras dan cerdas, apabila kita ingin menuai hasil yang ingin dinikmati. Keunikan yang lain dari budaya Madura adalah pada dasarnya dibentuk dan dipengaruhi oleh kondisi geografis dan topografis masyarakat Madura yang kebanyakan hidup di daerah pesisir, sehingga mayoritas penduduk Madura memiliki mata pencaharian sebagai nelayan.
http://fitria666.blogspot.co.id/2012/09/kebudayaan-kota-bangkalan.html?m=1
banyak juga pembahasan nya, kuliner nya bikin nikmat nih
BalasHapushttp://www.marketingkita.com/2017/08/distributor-mencari-produsen-menurut-ilmu-marketing.html